Jumat, 30 Desember 2016

Beberapa Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa Indoneaia


Asslamualaikum...
      Secara geografis, wilayah Indonesia termasuk dalam kawasan Asia Tenggara.
Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi sebelum kedatangan islam. Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara merupakan negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Negara-negara tersebut telah memiliki kontak dengan peradaban India. Kontak itu tidak hanya terjadi dalam aspek peradabannya saja, tetapi juga meliputi agama dan kepercayaan.
 


   Islam memainkan peranan penting dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Peranan itu dapat dilihat dari pengaruh Islam dalam masyarakat Indonesia yang sangat luas. Hal itu menimbulkan kesulitan untuk memisahkan antara kebudayaan lokal dan kebufayaan Islam.
      Secara sosiokultural, pengaruh Islam terhadap peradaban bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa hal berikut.

  1. Pengaruh Adat Istiadat
          Pengaruh peradaban Islam dalam adat istiadat di Indonesia sering kita jumpai, seperti ucapan slam berupa kalimat asslamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh yang digunakan dalam berbagai forum resmi. Disamping itu, juga terdapat ucapan kalimat-kalimat doa yang digunakan dalam rapat akbar, seperti istigasah kubra, tahlilan, dan ucapan basmalah ketika akan memulai suatu pekerjaan atau acara.

  2. Pengaruh Kesenian
        Pengaruh kesenian yang cukup menonjol, antara lain iramah kasidah, nasid, tilawatil-qur’an, dan lagu-lagu yang bernapaskan Islam. Syair pujian yang mengagungkan nama-nama Allah juga sering di dengungkan oleh umat islam di masjid dan musala.
 
  3. Pengaruh Bahasa dan Nama
         Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional juga tidak terlepas dari pebgaruh bahasa Islam, yaitu bahasa Arab. Misalnya kata wajib berasal dari bahasa Arab yaitu fardhu, kata lahir berasal dari bahasa Arab zahir, sedangkan akhir kata berasal dari bahasa Arab akhirul kalam.

  4. Pengaruh Politik
         Pengaruh politik terjadi pada masa kejayaan kerajaan Islam, yaitu tentang konsep khalifatullah fil ardi dan zilullah fil ardi. Kedua konsep tersebut di terapkan pada masa pemerintahan Kerajaan Islam di Aceh Darussalam dan Kerajaan Islam Mataram.


       Dan itulah beberapa pengaruh islam tergadap peradaban bangsa Indonesia. Semoga dari pengaruh Islam tersebut kita berada pada jalan Allah SWT.


       Demikian yang dapat saya sampaikan jangan lupa share dan coment, karena menyampaikan ilmu itu beaar pahalanya. Sekian terimakasih Asslamualaikum...

Negara-Negara Yang Berpenduduk Mayoritas Muslim


Assalamualaikum...


     Perkembangan umat islam didunia dalam dekade terakhir ini sangat pesat. Penyebaran Islam berawal dari Jazirah Arab dan kini telah menyebar ke lima benua, yaitu Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia. Negara-negara yang berpendudukan mayoritas muslim dapat kita perhatikan pada teks dibawah ini.


1. Afganistan 100%
2. Aljazair 99%
3. Arab Saudi 99%
4. Banglades 88%
5. Bahrein 99%
6. Brunei Darussalam 67%
7. Djibouti 94%
8. Gambia 90%
9. Guinea 85%
10. Indonesia 88%
11. Irak 97%
12. Iran 99%
13. Komoro 98%
14. Kuwait 85%
15. Libanon 53%
16. Libya 97%
17. Maladewa 99%
18. Malaysia 60%
19. Mali 90%
20. Maroko 99%
21. Mauritania 99%
22. Mesir 94%
23. Nigeria 80%
24. Oman 95%
25. Pakistan 97%
26. Qatar 95%
27. Senegal 92%
28. Somalia 99%
29. Sudan 70%
30. Suriah 90%
31. Tunisia 98%
32. Turki 99%
33. Uni Emirat Arab 96%
34. Yaman 99%
35. Yordania 96%


     Itulah 35 negara yang penduduknya mayoritas Islam. Semoga penduduk Islam akan bertambah lebih banyak lagi.
Demikian Wassalamualaikum...

Senin, 26 Desember 2016

Mantan Birawati ini Mengatakan kalau Mengucapkan "Selamatt Natal " Syirik


 
      Ustadzah Hajjah Irena Handono Mantan Biarawati: Mengucapkan Selamat Natal = SYIRIK

Jama'ah : Bagaimana jika diundang acara Natalan?

Umi Irena : Jangan hadir.

Jama'ah : Bagaimana jika dikirimin parcel/makanan?

Umi Irena : Selama makanan tsb yakin tidak ada unsur-unsur haram (babi, khamr, dll) maka Halal.

Jama'ah : Bagaimana jika jumpa di kantor dan tergiring mengucapkan Natal?

Umi Irena : Ya ucapkan "selamat" / "sukses" apa saja, asalkan BUKAN SELAMAT NATAL.

         Mengucapkan "Selamat Natal" adalah SAMA ARTINYA dengan MENGAKUI KELAHIRAN YESUS SEBAGAI TUHAN.

       Mengucapkan "Selamat Natal" BUKAN SEKEDAR kata-kata. Tapi kata-kata yg bisa menodai ketauhidan kita.

        Kalau mereka masih memaksa, coba ajaklah mereka mengucap "Asyhadu alla ilaha ilallah wa ash hadu anna Muhammadar Rasulullah", tentulah mereka tidak mau.

         Krn syahadat, bukan sekedar kata-kata, sama halnya dengan mengucap "Selamat Natal".

Sumber
http://gubernurmuslim.com/news/index.php/2016/12/19/hajjah-irena-handono-mantan-biarawati-mengucapkan-selamat-natal-syirik/


Minggu, 25 Desember 2016

Yang Pacaran Wajib Baca, Inilah Perbandingan antara Ta'aruf & Pacaran.



Assalamualaikum….
  
     Walaupun sudah ada cara Ta’aruf yang lebih islami tapi para aktifis pacaran terus bersusah payah berusaha mengislamkan pacaran. Padahal sampai kapanpun, walaupun membawa embel-embel dan symbol islam, tapi bila prakteknya bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah maka selamanya haram. Penulis akan membandingkan antara Ta’aruf dengan pacaran islami serta pacaran biasa, berikut perbandingannya.


Perbandingan 1
Pacaran : Pakai cara syaitan
Pacaran Islami : Pakai cara syaitan (katanya) yang islami
Ta’aruf : Tata cara yang Ma’ruf



Perbandingan 2
Pacaran : Pada umumnya dimulai ketika kedua belah pihak merasasaling tertarik (jatuh cinta).
Pacara islami : Katanya dimulai ketika kedua belah pihak sudah bertekat bulat untuk bersama-sama mempersiapkan pernikahan mereka. Kenyataannya tidak demikian.
Ta’aruf : Dimulai ketika kedua belah pihak memiliki kesadaran dan kefahaman bahwa menikah adalah kebutuhan dan ibadah  dan ketika kedua belah pihak sudah benar-benar siap dan mantap untuk menikah karena Allah SWT.


Perbandingan 3
Pacaran : Ditandai dengan istilah “jadian” setelah salah satu piha mengajak untuk pacaran, istilah kerennya “nembak”
Pacaran Islami : Sama seperti pacaran ada istilah “jadian” juga, namun pacarannya secara islami maka istilah kerennya “nembak Islami”
Ta’aruf : Ditandai dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak untuk ta’aruf dalam rangka berikhtiar menuju pernikahan.


Perbandingan 4
Pacaran : bertujuan untuk mengekspresikan rasa cinta dengan lawan jenis sambil mengenal lebih dalam orang yang dicintainya, dengan harapan ada kecocokan, sukur-sukur bisa berlanjut kejenjang pernikahan.
Pacaran Islami : bertujuan menyalurkan rasa cinta kepada lawan jenis dan mengenal lebig dalam orang yang dicintainya, sambil berharap dan menunggu kepastian keduanya untuk menikah.
Ta’aruf : Bertujuan untuk berikhtiar dalam rangka mengenal calon suami atau istri, dengan harapan ada kecocokan antara kedua belah pihak yang dapat berlanjut kejenjang pernikahan.


Perbandingan 5
Pacaran : Lamanya pacaran tidak terbatas, bisa sebulan, stahun dua tahun juga boleh puluhan tahun. Selagi sama-sama mau pacaran ya.. jalan terus.
Pacaran Islami : Lamanya pacaran islami tidak terbatas, sampai tujuan tercapai, yakni sampai siap untuk menikah. Ketika belum siap menikah maka pacaran dulu.
Ta’aruf : Karena proses Ta’aruf lebih didahului kesiapan untuk menikah dari keduanya maka lamanya Ta’aruf tidak perlu lama-lama tapi sesingkat mungkin, bila ada kecocokan disegerakan menikah.


Perbandingan 6
Pacaran : Membolehkan pegang-pegangan (sentuhan kulit), berdua-duaan, saling memandang sesuka hati, boleh saling memuja san merayu. Bahkan dalam praktek dan kenyataan aktifitas seperti ini dianggap wajib dalam berpacaran
Pacaran islami : Sama seperti pacaran, boleh berpegang-pegangan dan seterusnya.
Ta’aruf : Melarang dan mengharamkan apa yang dilakukan pacaran maupun pacaran secara islami.


Perbandingan 7
Pacaran : Waktu kencan (berpacaran) bisa dilakukan kapan saja, boleh siang, pagi, sore, kalau tidak ada yang komplein tengah malam juga bisa.
Pacaran Islam : Karena membolehkan berduaan, maka saat berpacaran boleh kapan saja seperti pacaran yang di atas .
Ta’aruf : Waktu pertemuan saat berta’aruf disesuaikan dengan adab bertamu menurut islam.


Perbandingan 8
Pacaran : Saat berkencan  dengan sang pacar bisa bertempat di mana saja, yang penting tempatnya asyik, menarik, dan romantis. Tapi biasanya tempanya di tempat yang sepi, sunyi, dan remang-remang.
Pacaran Islami : Bertempat bisa dimana saja, sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Ta’aruf : Ta’ruf dilakukan di tempat-tempat yang ma’ruf, bisa dirumah salah satu calon, di masjid, musholla, dll.


Perbandingan 9
Pacaran : Frekuensi pertemuannya tidak terbatas, ya suka-suka, kapan mau, dan kapan rindu bisa ketemu. Tapi biasanya sih seminggu sekali ketika malam minggu (malming).
Pacaran Islami : Frekuensi pertemuannya tidak dibatasi, semakin sering semakin baik, karena dianggap menguatkan cinta dan agra semakin saling kenal.
Ta’ruf : Frekuensinya lebih sedikit lebih baik kerena untuk menghindari zina hati. Boleh bertemu lebih dari tiga empat kali bila memang ada hal-hal yang penting.


Perbandingan 10
Pacaran : lamanya pertemuan saat kencan ya.. suka-suka, tidak ada aturan, selagi tidakada yang komplein dan ketika masih sama-sama mood, lanjutkan.
Pacaran islami : lamanya tiap kali pertemuan tidak dibatasi, tergantung kemauan kedua belah pihak.
Ta’aruf : Lamanya pertemuan dala Ta’aruf sesuai adab bertamu menurut islam.



   Maka itulah 10 perbandingan antara Ta’aruf dengan pacaran islami serta pacaran biasa.
Wassalamualaikum ….
Sumber : Buku "Tafakur Cinta" 
                 Karya Abu Farhan Al-Ghifari

Jumat, 23 Desember 2016

10 Tanda Menjelang Hari Kiamat...Mulai dari Imam Mahdi, dst...


   

        Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Zaman akan membawa Imam Mahdi lahir ke dunia, menegakkan kebenaran dan menjujur kembali syiar islam. Ia lahir pertengahan zaman yang hampir berakhir, konon ia lahir dari negara Afrika dan sebagai pemimpin ia sangat bijaksana mengatur umat.

    Zaman dahulu Allah mengutus seorang pemimpin seperti Imam Mahdi sekarang, dia bernama Dzul Qarnain yang berjulukan Iskandar Agung Dzul Qarnain dari kerajaan Makedonia. Utusan Allah SWT. menegakkan islam sampai pejajahan dunia Timur dan Barat di kuasai Dzul Qarnain. Kekuasaan yang luas di berikan Tuhan digambarkan dalam Al Qur'an surat Al Kahfi ayat 86 yang artinya;
   
   
    "Sehingga, bilamana ia sampai pada tempat terbenamnya matahari, ditemuinya itu terbenam dalam mata air yang berlumpur hitam, disana didapati suatu kaum. Kami berkata, "Hai Dzul Qarnain, ada kalanya engkau boleh menyiksa (kaum yang kafir) atau engkau perlihatkan kepada mereka akan kebaikan." (QS. Al Kahfi ayat 86)

     

     Berikut 10 tanda dimulai lahirnya Imam Mahdi.

1. Gerhana di Timur

2. Gerhana di Barat

3. Gerhana di Jazirah Arab--Penaklukan Imam Mahdi terhadap negara negara Eropa--Istri pemimpin komunis menyatakan perdamaian--Imam Mahdi pemimpin Islam menyatakan perdamaian.

4. Dajjal lahir kedunia--Dajjal turun saat musin Pceklik.

5. Turunnya Nabi Isa Al Masih Putra Maryam--Nabi Isa Putra Maryam tidak membawa Kristen--detik detik terakhir nabi Isa dan Dajjal.

6. Ya'juj Ma'juj keluar--Allah mencabut nyawa orang orang islam

7. Keluar Ad Dukhon--serbuan tentara Habsyah ke Makkah

8. Keluaarnya Dabbah ke muka bumi--hancurnya Ka'bah--pertimbangan 3 malam sekaligus dan matahari terbit dari barat secara ilmiyah

9. Matahari terbit dari Barat

10. Keluarnya api dari Yaman--pertimbangan api keluar dari bumi secara ilmiyah.

         Dan itu adalah 10 tanda dimulainya lahir Imam Mahdi.

   
       Demikian lah yang dapat saya sampaikan , jika ada yang salah saya minta maaf.
Karena yang salah datangnya dari saya dan yang benar datangnya dari Allah SWT.

     Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh

40 Peringatan Menjelang Kiamat


Assalamualaikum...



"Hampir-hampir datang kepada manusia akan perhitungan mereka, sedangkan mereka masih dalam keadaan lalai dan tak memperdulikan tentang apa-apa mengenai peringatan baru yang datang kepada mereka, mereka hanya dengar-dengar dan mereka permainkan begitu saja, (sebab) hati mereka lalai." (QS. Al-Anbiyaa ayat 1-3)
 


     Peringatan akan datangnya hari kiamat sudah dekat, tapi kebanyakan manusia tidak memandang peringatan itu sebagai peringatan bahwa hampir-hampir kiamat diambang pintu, disebabkan hati mereka tertutup tirai. Dan keadaan ini sudah di dahului Firman Allah sebelum kenyataannya ada. Maka dalam Ihlya' menyatakan, sebaiknya kita berpegang kepada kitab Al Qur'an sebagai pelajaran dan dasar berbuat. Karena hanya satu-satunya jalan tersebut yang mampu menyingkap tirai yang selama ini menutup mata lahiriyah dan mata bathiniyah.
 


       Sebagian peringatan-peringatan itu disimpulkan menjadi 40 peringatan dalam bahasan yang sangat faqir ini, berikut 40 peringatan menjelaang hari kiamat.



1. Al Qur'an hanya di Baca
2. Orang di hormati karena Hartanya
3. Belajar tidak untuk Agama
4. Seseorang di muliakan karena Kejahatannya
5. Banyak orang Telanjang
6. Perlombaan membangun bangunan mewah
7. Ilmu pengetahuan semakin canggih dan Agama Tersisih
8. Orang mabuk terang-terangan
9. Sulit ada uang halal
10. Prostitusi terang-terangan
11. Mengambil idola artis dan musik
12. Budaya hidup berfoya-foya dan adat berdisco
13. Anak-anak pandai berzina
14. Anak-anak dan remaja lebih dekat terhadap teman daripada orangtua
15. Suami tunduk kepada Istri
16. Sensus wanita lebih banyak dibanding laki-laki
17. Agama hanya KTP
18. Ulama' menimbukkan fitnah
19. Saudara tidak bisa dipercaya
20. Suara-suara fasiq lantang di masjid
21. Penyebaran kemungkaran lebih menonjol di banding kebaikan
22. Persialan riba' dan ghibah merajalela
23. Hilangnya budaya salam milik umat islam
24. Kejahatan dan pembunuhan merajalela
25. Mereka tidak tahu mengapa membunuh
26. Pemimpin fasiq berkeliaran
27. Banyak pemimpin tidak berwibawa
28. Umat sekarang mencela umat dahulu
29. Laki-laki memakai emas
30. Harta orang kafir di halalkan
31. Amanah seperti harta rampasan
32. Membagi harta tanpa hitungan
33. Tidak ada orang yang menerima zakat
34. Masjid diramaikan tanpa dzikir
35. Tudak laku jual beli di pasar
36. Orangtua dijadikan pembantu
37. Terjadi perang besar-besaran
38. Sudah jarang hujan dan tumbuh-tumbuhan
39. Banyak terjadi bencana alam
40. Tentara muslim melumat habis bangsa yahudi.




      Dan itulah 40 peringatan menjelang hari kiamat, beberapa peringatan diatas ada yang sudah terjadi bahkan banyak uang terjadi. Maka oleh karena itu kaita jaga iman dan kaidah kita.
 

     Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Kamis, 22 Desember 2016

Inilah 10 rahasia Kematian.


Assalamualaikum.


        Kematian tiada lain adalah sebuah kepastian yang sering di sangkal oleh manusia. Manusia yang merasa hebat dengan akalnya sering melupakan fakta tersebut dan menganggap dirinya tidak bisa mati atau paling tidak kematian masih lama menjemputnya. Lantas, apa sajakah rahasia kematian itu?

1. Kematian itu Pasti
     Dalam setiap sel tubuh manusia, ada waktu yang sangat vital dan kecermatan yang sangat tinggi. Waktu itulah yang telah di anugrahkan oleh Allah SWT. untuk mengontrol seluruh proses hidup mulai dari lahir hingga mati. Para ilmuwan mengatakan bahwa program ini terletak di setiap sel yang bergerak dan berbunyi bersamaan setiap menitnya.

2. Kematian adalah Makhluk
     Setelah penelitian panjang dan melelahkan, para ilmuwan menemukan bahwa program kematian sel menciptakan sel yang sama. Seandainya tidak ada program ini, maka tidak akan mampu melanjutkan kehidupan di muka bumi.

3. Kematian tak dapat di Tunda
     Mayorutas para ilmuwan menegaskan bahwa masa tua adalah cara terbaik untuk mengakhiri kehidupan manusia secara alami. Jika tidak, maka setiap upaya untuk memperpanjang hidup di atas batas-batas tertentu akan memberikan efek samping, minimal terserang penyakit kanker.

4. Kematian tak dapat diHindari
     Para dokter ahli jantung menegaskan bahwa fenomena kematian mendadak tersebar banyak di tahun-tahun terakhir ini, terlepas dari perkembangan ilmu kedokteran.

5. Kematian diciptakan dalam Sel
     Para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa kematian diciptakan dalam seperma dan berkembang di dalam sel sejak manusia dalam rahim. Para ilmuwan mengatakan bahwa kematian diciptakan dalam setiap unnsur sel sperma katup pengaman uang mengontrol khidupaan sel.

6. Kematian telah Terprogram
     Berbagai tindakan terjadi pada setiap sel tubuh oleh para ilmuwan di sebut sebagai tindakan degeneratif, yang terjadi setekah priode tertentu dari kehidupan sel.

7. Kematian itu Alami
     Ada sebuah program yang diberikan Allah dalam setiap sel tubuh, dan program ini bertanggung jawab akan pertumbuhan dan pembelahan sel serta interaksinyadengan sel-sel lainnya. Ketika para ilmuwan mencoba untuk memperpanjang hidup, maka sel tersebut berubah menjadi sel kanker dan meledak.

8. Segala sesuatu pasti Binasa, kecuali Allah SWT.
     Di antara rahmat Allah untuk kita adalah diciptakannya kematian dan menjadikannya akhir alami dari segala sesuatu, Allah SWT. berfirman;
       

              كل شي Ø¡ ها لك ا لا Ùˆ خهه
"Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah (QS. Al-Qashas ayat 88)

9. Kematian sudah di Tentukan
     Allah berfirman; "Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan kami sekali-kali tidak akan dapat dikalahkan." (QS. Al-Waaqi'ah ayat 60)


10. Tidak dapat diHentikan
       Para ilmuwan menemukan bahwa sel-selmanusia, tumbuhan, dan hewan, di dalamnya terdapat DNA genom yang di khususkan pada kematian sel.


Allah berfirman; "Setiap jiwa pasti akan merasakan mati" (QS. Ali Imran ayat 185)


     Itulah 10 rahasia kematian. Bagi orang islam, ini adalah sebuah penegasan atas keimanan mereka terhadap al-Qur'an, sedangkan bagi orang kafir atau ateis, ini adalah fakta yang tidak terbantahkan atas ajaran islam. Maka sekianlah penjelasan dari saya, semoga bermanfaat,
   
   Assalamualaikum...

Rabu, 21 Desember 2016

Macam Macam Tafsir




Menurut Ali Ash-Shabuni, tafsir terbagi tiga, yaitu tafsir riwayat, disebut juga tafsir naql atau tafsir ma’tsur ( atsar ), tafsir dirayah atau tafsir bir-ra’yi, dan tafsir isyarah atau tafsir isyari.


1.  Tafsir riwayat/tafsir bil ma’tsur/tafsir naql/tafsir bil manqul adalah tafsir Al-Qur’an yang didasarkan pada penjelasan Al-Qur’an, Sunnah, atau penjelasan sahabat.( ada yang memasukkan juga penjelasan Tabi’in).

2.  Tafsir dirayah/tafsir bir-ra’yi/tafsir bil ma’qul/bil-ijtihad adalah tafsir Al-Qur’an yang didasarkan pada pendapat dan ijtihad ulama yang didasarkan pada dalil-dalil yang shahih, kaidah yang murni dan tepat, bisa diikuti dan sewajarnya, bukan didasarkan atas kata hati atau kehendaknya.

3.  Tafsir isyari adalah penafsiran Al-Qur’an yang berlainan menurut zahir ayat karena adanya petunjuk-petunjuk yang tersirat dan hanya diketahui oleh sebagian ulama, atau hanya diketahui oleh sebagian orang yang mengenal Allah, yaitu orang yang berkepribadian luhur dan telah terlatih jiwanya ( mujahadah ) dan mereka yang diberi sinar oleh Allah sehingga dapat menjangkau rahasia-rahsia Al-Qur’an, pikirannya penuh dengan arti-arti yang dalam dengan perantaraan ilham Ilahi atau pertolongan Allah, sehingga mereka bisa menggabungkan antara pengertian yang tersirat dengan maksud yang tersurat dari ayat Al-Qur’an. Status tafsir isyari menjadi perdebatan ulama tentang kebolehannya, demikian juga tafsir dirayah.


Menurut Imam As-Suyuti mengutip dari Ibnu Jarir dari berbagai sanad yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, tafsir ada empat tingkatan, yaitu :

1.  Tafsir yang diketahui berdasarkan kata-kata/bahasa orang Arab.

2.  Tafsir yang bisa diketahui oleh siapapun.

3.  Tafsir yang hanya diketahui oleh ulama

4.  Tafsir yang hanya diketahui oleh Allah.

Sedangkan Muhammad Abduh membagi tafsir menjadi dua, yaitu tafsir tingkat tinggi dan tafsir tingkat rendah.

Menurut Az-Zarkasi dalam kitabnya Al-Burhan yang dikutip oleh As-Suyuti, ada empat faktor yang harus dipenuhi dalam penafsiran dirayah/ra’yu, yaitu :

1.  Dikutip dari Rasul dengan memperhatikan hadis-hadis yang dhaif dan maudhu’

2.  Mengambil dari pendapat sahabat dalam hal tafsir karena kedudukan mereka adalah marfu’ ( sampai kepada Nabi ).

3.  Mengambil berdasarkan bahasa secara mutlak karena Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang jelas, dengan membuang alternatif yang tidak tepat dalam bahasa Arab.

4.  Pengambilan berdasarkan ucapan yang populer di kalangan orang Arab yang sesuai dengan ketentuan syara’. Hal ini pernah dikemukakan oleh Nabi kepada Ibnu Abbas dalam do’anya : 
“Allahumma Faqqihhu Fid Din wa ‘allimhut-takwil.

Mengenal Peradaban Islam Syafawi di Persia





A. Sejarah Muncul dan Berkembang Kerajaan Safawi
    

  1. Proses Pembentukan Kerajaan Safawi
      
    Kerajaan Safawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Namun kerajaan ini tidak berdiri sendiri. Peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dalam rentang waktu yang cukup panjang. Yakni kurang lebih 2 abad, waktu yang hampir sama dengan usia kerajaan Safawi. Cikal bakal Safawi tumbuh lambat laun, tapi pasti menuju zaman yang penuh dengan muatan historis yang sangat penting.


         Secara etimologis nama kerajaan “Safawi” berasal dari kata Safi yang diambil nama seorang sufi bernama Safi Al-din Ishaq Al-Ardabili lahir pada tahun 1252 M pendiri tarekat Safawiyah dan bukan dari kata sufi. 6 tahun sebelum Hulagu Khan menghancurkan Baghdad, ia lahir di kota Ardabil sebuah kota paling Timur dari Azerbaijan. Sejak kecil ia sudah menggemari amalan keagamaan dan kehidupan sufistik.


       “Pada usia 25 tahun ia belajar pada seorang sufi bernama Zahid Tajuddin, di Jailan dekat laut Kaspia. Kurang lebih selama 25 tahun, kemudian beliau diangkat menjadi menantu, setelah gurunya wafat ia mengantikan kedudukan gurunya sebagai guru tarekat, tarekat ini kemudian dikenal Tarekat Safawi yang berpusat di Ardabil”.[1]



       Adapun mengenai asal usul keturunan Safi Al-din masih menjadi problematika kontroversial. “Menurut keluarga Safawi Safi Al-din Ishaq Al-Ardabili adalah keturunan dari Musa Al-Kazim imam ketujuh dari Syiah Imam yang dua belas. Oleh karena itu, ia termasuk keturunan Rasulullah SAW dari garis puterinya Fatimah.
     
      Namun menurut pendapat yang lain Safi Al-din adalah penduduk asli Iran dari Kurdistan yang berbahasa Turki yang di pakai di wilayah Azerbaijan, ia dianggap beraliran syiah tetapi juga sunni yang bermazhab Syafi’i sedangkan penggantinya yang kedua Khawaja Ali merupakan penganut syiah moderat”.[2]



       Sebelum menjadi kerajaan, Safawi mengalami 2 fase pertumbuhan pertama fase dimana safawi bergerak dibidang keagamaan (cultural) dan kedua sebagai gerakan politik (struktural).
Pada tahun 1301 - 1447 M gerakan Safawi masih murni gerakan keagamaan dengan tarekat Safawiyah sebagai sarana, tarekat ini mempunyai pengikut yang sangat besar hal ini terjadi karena pada saat itu, umat umumnya hidup dalam suasana apatis dan pasrah melihat anarki politik yang berkecamuk. 
    
      Hanya dengan kehidupan keagamaan lewat sufisme, mereka mendapat persaudaraan tarekat, dan mereka merasa aman dalam menjalin persaudaraan antar muslim.


        Pada fase pertama ini gerakan tarekat Safawi tidak mencampuri masalah politik sehingga dia berjalan dengan aman dan lancar baik pada masa Ilkhan maupun pada masa penjarahan Timur Lenk.  Dan dalam fase ini gerakan Safawi mempunyai dua corak,
   pertama bernuansa Sunni yaitu pada masa pimpinan Safiuddin Ishaq ( 1301 - 1344) dan anaknya Sadruddin Musa (1344 - 1399),
 
    kedua berubah menjadi Syiah pada masa Khawaja Ali (1399 - 1427). Perubahan ini terjadi karena ada kemungkinan bertambahnya pengikut Safawi di kalangan syiah sehingga kepemimpinannya berusaha menyusuaian diri dengan aliran manyoritas pendukungnya.







      2. Perubahan dari Sistem Sosial-Organik ke Sistem Religio-Politik
     
     Pada masa 1447 - 1501 M, gerakan Safawi memasuki fase kedua yaitu sebagai gerakan politik. Kecenderungan memasuki dunia politik terwujud pada masa kepemimpinan Juned (1447 - 1501 M). Juned  mengubahnya menjadi gerakan politik revolusioner dengan tarekat Safawi sebagai sarananya.

   Gerakan ini mulai terlibat dalam konflik politik antara dua kerajaan Turki yang berkuasa saat itu. Kara Koyunlu ( Black Sheep) beraliran syiah berkuasa dibagian Timur dan Ak Koyunlu (White sheep) beraliran Sunni berkuasa dibagian Barat di bawah imperum Usmani. Tarekat Safawi memperluas tarekatnya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan ini menimbulkan konflik dengan Jahansyah penguasa Kara Koyunlu pada tahun 1447 M Juned kalah dan diasingkan dari Ardabil.
Juned kemudian meminta suaka politik pada raja Ak Koyunlu sekaligus mengadakan aliansi politik untuk bersama-bersama menghadapi Kara Koyonlu. Hal ini dilakukannya untuk mendapatkan wilayah sebagai baris gerakan Safawi.
       
        Perubahan Safawi dari gerakan keagamaan menjadi gerakan politik cukup menarik, karena sebagai tarekat sufi yang lebih bersifat Ukhrawi kemudian menjadi duniawi (profan), faktor utama yang menyebabkan adanya perubahan tersebut ada pada ajaran tarekat itu sendiri yaitu hubungan antara pemimpin tarekat dengan pengikut-pengikutnya. Pemimpin tarekat yang disebut Mursyid mempunyai wakil di daerah-daerah tertentu tempat pengikut-pengikutnya berada, anggota tarekat harus tunduk secara mutlak kepada Mursyid dan wakilnya itu. Oleh karena itu, ikatan antara pemimpin dengan pengikutnya sangat kuat sehingga semacam ada hierarki spiritual. Dalam tarekat Safawi pemimpin yang meninggal dunia selalu digantikan oleh anaknya seperti dalam kepemimpinan dinasti, ini menjadi modal dasar yang mendorong perubahan tersebut jika pemimpin seperti Juned memiliki ambisi politik para pengikutnya dapat disulap menjadi tentara yang fanatik dan mendukung ambisi politik pemimpinnya.[3]

       Selama dalam suaka Ak Koyunlu baik Juned maupun Haidar bin Juned telah melakukan kegiatan politik seperti Juned menikahi saudara Uzun Hasan (Raja Ak Kayunlu). “Aliansi politik ini diperkuat lagi dengan pernikahan Haidar bin Juned dengan Putri Uzun Hasan sendiri, dari istrinya sendiri Despin Katrina, puteri Kaloo Juhannis, seorang raja Kristen dipantai Timur Laut Hitam”.[4] Tapi menurut buku Munawiyah, dkk, Sejarah Peradaban Islam, dikatakan bahwa Haidar menikah dengan cucu Uzun Hasan bukan dengan putri Uzun Hasan sendiri, dari perkawinan Haidar lahir Ali, Ismail dan Ibrahim, Ismail-lah yang kemudian hari menjadi pendiri Kerajaan Safawi dan menetapkan syiah sebagai mazhab negara.
  
      Pada tahun 1459 M Juned berusaha menyerang Ardabil tetapi gagal kemudian pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia dan juga daerah Utara yang didiami orang Kristen Georgia tetapi pasukan yang di pimpinnya di hadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam pertumpuran tersebut.
Haidar pun mengikuti jejak ayahnya ia membantu Ak Koyunlu menyerang Kara Koyunlu setelah Ak Koyunlu menumbangkan Kara koyunlu pada tahun 1467 M, aliansi Safawi dengan Ak Koyunlu menjadi guncang. Ak Koyunlu menganggap Safawi sebagai lawan politik yang dapat membahayakan Ak Koyunlu.

        Ketika Haidar mencoba merebut Sisilia ( Sirkasia ) daerah-daerah Kristen di Utara dan Sirwan, Ak Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan. Pasukan Haidar kalah ia pun terbunuh. “Kecenderungan Haidar  menyerang daerah-daerah  Kristen di Utara di mungkinkan untuk memperoleh daerah pijakan yang akan memperkuat basis politik yang independen karena selama ini Safawi hanya merupakan dinasti politik spiritual tanpa tanah air”. [5]

      “Meskipun Haidar belum mewujudkan cita-cita gerakan Safawi namun ia sempat memberikan atribut kepada pendukung-pendukungnya berupa serban merah yang berumbai 12, sehingga mereka terkenal dengan sebutan Qizilbas (kepala merah). Rumbai 12 yang menjadi lambang Syiah isna ‘asyar (12 imam) mempunyai pengaruh yang besar dalam menanamkan fanatisme dan militansi para pengikut syiah”.[6]



         3. Berdirinya Kerajaan Safawi Secara Resmi
             Setelah kematian Haidar, Ali menggantikan ayahnya, ia didesak bala tentara untuk menuntut balas atas kematian ayahnya, tapi Ali di tangkap oleh Ya’kub (Raja Ak Koyunlu), lalu dibuang ke Fars bersama ibu dan dua orang saudaranya Ibrahim dan Ismail selama 4 tahun setengah (1589 – 1593 M).
              Situasi itu mendorong pengikut-pengikut Safawi di Persia, Armenia, Anatolia dan Syiria mengonsolidasikan kekuatan sendiri, hingga Ali di lepaskan. Tetapi ketika penguasa Ak koyunlu di pegang oleh Rustam, Ali di tangkap dan dibuang ke Ray sampai akhirnya dibunuh. Sebelum meninggal Ali sempat mengangkat adik bungsunya Ismail bin Haidar yang waktu itu berusia tujuh tahun untuk menjadi pemimpin Safawi.
              Dalam waktu lima tahun, Ismail berhasil menghimpun kekuatan yang cukup besar dan bermarkas di Gilan. Pada tahun 1501 M, pecah pertempuran antara Ak koyunlu dengan Safawi di Sahrur dekat Nakhiwan dengan kemenangan di pihak Safawi. Ismail memasuki kota Tabris dengan penuh kebanggaan dan memproklamasikan berdirinya Kerjaan Safawi. Ia sendiri menjadi raja pertamanya dan menjadikan Syi’ah sebagai ideologi negara.

         4. Perkembangan Kerajaan Safawi
             Ismail memerintah selama 23 tahun (1501 – 1524). Selama sepuluh tahun pertama pemerintahannya, Ismail berhasil memperluas wilayah pemerintahan sampai mencakup seluruh wilayah Persia dan sebelah Timur Fertile Creshen. Pada tahun 1502 M, Ismail telah menduduki Sirwan, Azerbaijan dan Irak. Pada 1503 M, ia menghancurkan sisa-sisa tentara Ak Koyunlu di Hamadzan. Pada tahun 1504 Ismail menduduki Provinsi Kaspia dari Mazandaran dan Curgan. Diyar Bakr  ditaklukkan pada tahun 1505 M, dan Baghdad jatuh ketangannya pada tahun 1508 M. Pada tahun 1510 M ia menguasai Khurasan  setelah terlibat dalam pertempuran dengan Syaibani Khan, raja Uzbek. Kemenangan beruntun itu merupakan sukses mewujudkan kerajaan Safawi yang membentang dari  Heart (Harat) di Timur sampai Diyar Bark di Barat.
              Bahkan tidak sampai di situ saja, ambisi politik mendorongnya untuk terus mengembangkan wilayah kekuasaan ke daerah-daerah lainnya seperti Turki Usmani. Ismail Berusaha merebut dan mengadakan expansi ke wilayah kerajaan Usmani (1514 M) tapi dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan, Turki di bawah pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabris. Kerajaan Safawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke Turki, karena terjadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya “ kekalahan ini membuat Ismail I berubah, ia lebih sering menyendiri, menempuh kehidupan hura-hura dan berburu. Keadaan ini berdampak negatif pada Kerajaan Safawi, hingga akhirnya terjadi persaingan dalam merebut pengaruh untuk dapat memimpin, antara pimpinan suku-suku Turki, pejabat, keturunan Persia dan Qizilbash”.[7] “Penyebab utama terjadi peperangan antara Safawi dan Usmani menurut Syalabi adalah pemaksaan faham Syi’ah terhadap mayoritas faham Sunni, dan lebih kejam Ismail I telah membunuh ulama Sunni di daerah Irak. Sehingga turki merasa terpanggil dengan kebiadaban Syi’ah”.[8]
              Sepeninggal Ismail I, permusuhan dengan Kerajaan Usmani terus berlanjut, terjadi beberapa perang antara keduanya yaitu pada masa Tahmasp 1 (1524-1576), Isamail II (1576-1577) dan Muhammad Khudabanda (1577-1587) pada masa tiga Raja Safawi mengalami kelemahan, karena sering berperang dengan kerajaan Usmani yang lebih kuat, dan juga sering terjadi pertentangan antara kelompok dari dalam kerajaan Safawi sendiri.





              Kerajaan Safawi bertahan lebih 2 abad dengan pemimpin sebagai berikut:
1)      Ismail I (1501-1524 M)
2)      Tahmasap I (1524-1576 M)
3)      Ismail II (1576-1577 M)
4)      Muhammad Khudabanda ( 1577-1587 M)
5)      Abbas I ( 1587-1628 M)
6)      Safi Mirza (1628-1642 M)
7)      Abbas II (1642-1667 M)
8)      Sulaiman (1667-1694 M)
9)      Husein I (1694-1722 M)
10)  Tahmasap II (1722-1732 M)
11)  Abbas III (1732-1736 M)


B. Wujud dan Corak Kemajuan Kerajaan Safawi
      1. Kemajuan di Bidang Politik
          Masa kemajuan Kerajaan Safawi tidak langsung terjadi pada masa Ismail, Raja pertama (1501-1524 M) kejayaan Safawi yang gemilang baru di capai pada masa Syah Abbas yang Agung (1587-1628 M) Raja yang kelima. Walaupun begitu, peran Ismail sebagai pendiri Safawi sangat besar sebagai peletak pondasi bagi kemajuan Safawi di kemudian hari. Dia telah memberikan corak yang khas bagi Safawi dengan menetapkan Syiah sebagai mazhab negara. Syah Ismail juga telah memberikan dua karya besar bagi negaranya, yaitu perluasan wilayah dan penyusunan struktur pemerintahan yang unik pada masanya.
            Seperti di katakan sebelumnya Safawi jaya pada masa Abbas I (1587-1628).   Syah Abbas yang Agung naik tahta pada usia 17 tahun. Ketika Abbas memerintah kerajaan Safawi berada dalam keadaan tidak stabil. Syah Abbas menempuh beberapa langkah untuk memperbaiki situasi tersebut, antara lain:
a)      Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi dengan membentuk pasukan baru yang terdiri dari bekas tawanan perang bekas orang-orang Kristen di Georgia dan Circhasia yang sudah mulai di bawa ke Persia sejak Syah Tahmasap I (1524-1576) di beri nama “ Ghulam”.
b)      “Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan cara berjanji menyerahkan wilayah Azerbaizan, Georgia dan sebagian wilayah Luristan, dan tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar, Usman) dalam khutbah jum’atnya”[9].
      Secara politik Syah Abbas I sangat maju, karena ia mampu mewujudkan integritas wilayah negara yang luas yang di kawal oleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh. Angkatan bersenjata yang di sebut “ghulam”, dalam proses pembentukannya di katakan bahwa Syah Abbas I mendapat dukungan dari dua orang Inggris yaitu Sir Antoni Sherly dan saudaranya Sir Rodet Sherly. Mereka mengajari tentara Safawi untuk membuat meriam sebagai pelengkapan negara yang modern. Kedatangan kedua orang Inggris itu oleh sebagian sejarawan di pandang sebagai upaya strategi Inggris untuk melemahkan pengaruh Turki Usmani di Eropa yang menjadi musuh besar Inggris saat itu. Bagaimanapun dengan bantuan dua orang Inggris itu Syah Abbas memiliki tentara dapat diandalkan. Hal ini terbukti sekitar 3.000 Ghulam di jadikan “Cakrabirawa” oleh Syah sendiri.
      Kemajuan lain di bidang politik yang di tunjukkan Syah Abbas, yaitu keberhasilannya merebut kembali daerah-daerah yang pernah di rebut Turki Usmani.

      2. Kemajuan di bidang Ekonomi
          Dengan angkatan perang “ghulam” Syah Abbas mampu melakukan expansi pada tahun 1598 M Abbas I menguasai Heart (Harat), Marw dan Balkh. Kemudian pada tahun 1622 M berhasil menguasai Kepulauan Hurmuz, dan pelabuhan Gumrun.
            Perkembangan pesat di sektor perdagangan terjadi setelah Abbas I menguasai kepulauan Hurmuz dan mengubah Pelabuhan Gumrun menjadi Bandar Abbas. Hal ini di karenakan Bandar ini merupakan salah satu jalur dagang antara Barat dan Timur. Dengan ini, Safawi telah memegang kunci perdagangan Internasional, khususnya di teluk Persia yang ramai, di Utara Safawi menjalin Hubungan perdagangan dengan Rusia. Perdagangan di darat dari sentral Asia melalui kota-kota penting di Safawi seperti Harat, Merf, Nighafur, Tabriz, dan Baghdad. Di bidang pertanian, Safawiyah mengalami kemajuan karena daerah Bulan Sabit yang subur (Fertile Creshen).

      3. Kemajuan di Bidang Seni Arsitektur
          Ibu kota Safawi adalah kota yang sangat indah. Pembangunan besar-besaran dilakukan Syah Abbas terhadap Ibu kotanya Isfahan.pada saat Syah Abbas I meninggal, terdapat 162 buah Masjid, 48 buah Perguruan tinggi, 1082 Losmen yang luas untuk penginapan tamu syah dan 237 unit pemandian umum. “Bangunan yang paling terkenal adalah Mesjid Luthfullah yang di bangun pada 1603 M dan selesai 1618 M, merupakan sebuah Oratorium yang di sediakan sebagai tempat peribadatan pribadi Syah. Pada sisi bagian selatan terdapat mesjid kerajaan yang mulai di bangun pada 1611 M dan selesai pada 1629 M pada sisi bagian Barat berdiri Istina Ali Qapu yang merupakan gedung pusat pemerintahan. Pada sisi bagian Utara berdiri bangunan monumental yang menjadi simbol bagi gerbang menuju bazar kerajaan dan sejumlah pertokoan, tempat pemandian, Caravansaries, mesjid dan perguruan”[10]. Syah Abbas juga membangun Istana yang megah yang di sebut Chihil Sutun atau Istana empat puluh tiang,sebuah jembatan besar di atas sungai Zende Rud dan Taman Bunga Empat Penjuru.

      4. kemajuan di bidang Filsafat dan Sains
          Pada Kerajaan Safawi Filsafat dan Sains bangkit kembali di dunia islam, dan khususnya di kalangan orang Persia yang berminat tinggi pada perkembangan kebudayaan. Perkembangan ini erat kaitannya dengan Aliran Syiah yang di tetapkan Safawi sebagai ideologi resmi Negara.
            Dalam Syiah terdapat dua golongan, yakni Akbari dan Ushuli. Mereka berbeda dalam memahami ajaran agama. Akbari cenderung berpegang teguh kepada hasil ijtihat para mujtahit syiah yang sudah mapan. Sedangkan ushu;li mengambil langsung vdari Al-qur’an dan Hadits, tanpa terikat kepada para mujtahid. Golongan Ushuli inilah yang paling berperan pada masa Syafawi. Dibidang teologi mereka mendapat dukungannya dalam mazhab Muktazilah pertemuan kedua elemen  kelompok inilah yang berperan pada terwujudnya perkembangan baru dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan di dunia Islam yang kemudian melahirkan beberapa filosuf dan Ilmuan.
            Ada dua aliran filsafat yang berkembang pada masa Safawi yaitu “aliran filsafat perifatetik” seperti yang bdikemukakan oleh Aristoteles dan Al-farabi, dan “aliran filsafat israqi” yang di bawa oleh  Suhrawardi pada abad XII.
            Beberapa tokoh filsafat yang muncul pada masa Safawi antara lain Mir Damad alias Muhammad Baqir Damad 1631 M yang dianggap sebagai guru ketiga setelah Aristoteles dan Al-farabi, dan Mulla Shadra atau Shadr Al-din Al-Syirazi. “Menurut amir Ali ia adalah seorang dialektikus yang paling cakap di zamannya”,[11] dan Baha Al-Syerazi seorang generalis Ilmu Pengetahuan.
            “Dalam pengembangan ilmu pengetahuan Syah Abbas sendiri ikut aktif dalam penelitian ilmu-ilmu tersebut, Kota Qumm pada saat itu menjadi pusat pengenbangan kebudayaan dan penyelidikan mazhab Syiah terbesar”[12].
C. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi
            Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut dipimpin oleh enam raja, yaitu Safi Mirja (1628 - 1642 M), Abbas II (1642 – 1667 M), Sulaiman (1667 – 1694 M), Husein (1694 – 1722 M), Tahmasap II (1722 – 1732 M) dan Abbas III (1733 – 1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkkan grafik naik dan berkembang, tapi justru memperlihatkan yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Raja Safi Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi karena dia seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Di lain sisi dia juga seorang pencemburu yang akhirnya mengakibatkan mundurnya kemajuan-kemajuan  yang diperoleh pemerintahan sebelumnya (Abbas I).
      Kota Qandahar lepas dari kekuasaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal yang ketika itu diperintah oleh Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh kerajaan Turki Usmani. Syah Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras hingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintahan. Ia diganti oleh Syah Husein yang alim. Ia memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi’ah yang sering memaksakan pendapat penganut aliran Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan sunni Afghanistan,. Pemberontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama kali pada tahun 1709 M di bawah pimpinan Mir Vais yang berhasil merebut wilayah Qandahar. Pemberontakan lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil Afghanistan berhasil merebut masyad. Mir Vais di gantikan oleh Mir Mahmud dan ia dapat mempersatukan pasukannya dengan pasukan Ardabil, sehingga ia mampu merebut Afghan dari kekuasaan Safawi. Karena desakan dan ancaman dari Mir Mahmud, Syah Husein akhirnya mengakui kekuasaan Mir Mahmud dan mengangkatnya menjadi gubernur di Qandahar dengan gelar Husein Quli Khan (budak Husein).dengan pengakuan ini, Mir Mahmud makin leluasa bergerak sehingga tahun 1721 M, ia merebut Qirman dan tak lama kemudian ia menyerang Isfahan dan memaksa Syah Husein menyerah tanpa syarat. Pada tahun 1722 M Syah Husein menyerah dan Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.
            Salah seorang putra Husein yang bernama Tahmasap II, mendapat dukungan penuh dari suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah atas Persia dengan pusat kekuasaan di kota Astarabat. Tahun 1726 M, Tahmasap II bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri terbunuh dalam peperangan itu dengan demikian Kerajaan Safawi kembali berkuasa. Namun pada tahun 1732 M, Tahmasap II di pecat oleh Nadir Khan dan di gantikan oleh Abbas III (anak Tahmasap II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu 1736 M, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III, dengan demikian berakhirlah kekuasaan Kerajan Safawi di Persia.
            Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran Kerajaan Safawi yaitu:
1.      Adanya konflik yang berkepanjangan dengan Kerajaan Usmani berdirinya Kerajaan Safawi yang bermazhab Syiah merupakan sebuah Ancaman Bagi Kerajaan Usmani sehingga tidak pernah ada perdamaian antara kedua kerajaan besar ini.
2.      Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaan Safawi, yang juga ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini. Kerajaan Sulaiman pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun menempatkan diri menangani pemerintahan, begitu pula dengan Syah Husein.
3.      Pasukan Ghulam yang di bentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi seperti QizilBash. Hal ini di karenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental kerena tidak di persiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemorosotan aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan pertahanan kerajaan Safawi.
4.      Sering terjadinya konflik internal dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga Islam.
5.      “ulama mulai meragukan otoritas Syah yang berlangsung secara turun temurun, sebagai penanggung jawab pertama atas ajaran Islam syiah”.[13]